Prof. Dr. Abdul Aziz, Februari 2011
Orang tua yang mengajarkan pendidikan seks sedini mungkin akan menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual. Karena dengan sendirinya, anak akan tahu mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya jika dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta kesiapan mental seseorang.
1. Pengertian Pendidikan Seks
Sebagian orang yang berpendapat bahwa pendidikan seks merupakan konsep barat. Terutama melihat kenyataan bahwa keterbukaan masalah seksual berkembang disana. Pendidikan seks tidak hanya berkembang di barat, tetapi juga di timur, masalah seks adalah masalah universal. Terjadi dimana saja. Demikian juga pendidikan seks. Barangkali yang menjadi masalah adalah keterbukaan secara eksplisit yang lebih menonjol di Negara-negara maju. Orang Tua adalah orang bisa menerapkan aturan dalam rumah, memberikan batasan dan disiplin terhadap anak-anaknya.
Pendidikan seks menurut Islam adalah upaya pengajaran dan penerapan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak, dalam usaha menjaga anak dari kebiasaan yang tidak islami serta menutup segala kemungkinan kearah hubungan seksual terlarang (zina).
Di Amerika Serikat, Pada tahun 2010 sekitar 83 % di tingkat menengah sekolah-sekolah telah memberi pelajaran yang mengandung topik-topik pembicaraan yang berkaitan dengan masalah seksual. Dilihat dari jumlah anak yang terlibat, terdapat 74-83 % yang pernah mengikuti pembicaraan topik-topik tersebut.
Di Amerika Serikat, Pada tahun 2010 sekitar 83 % di tingkat menengah sekolah-sekolah telah memberi pelajaran yang mengandung topik-topik pembicaraan yang berkaitan dengan masalah seksual. Dilihat dari jumlah anak yang terlibat, terdapat 74-83 % yang pernah mengikuti pembicaraan topik-topik tersebut.
Dalam survei terakhir, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan data bahwa sepanjang tahun 2010 dari 164 kasus sebanyak 65,7 % terkait dengan kasus kekerasan pada anak. Jenis kekerasan yang paling banyak terjadi pada anak adalah kekerasan seksual sebanyak 43,6 % (52 kasus) , kekerasan fisik sebanyak 28 % (32 kasus), penelantaran sebanyak 18,9 % (21 kasus), dan kekerasan psikis 9,5 % (11 kasus).
Pendidikan seksual adalah untuk “memberi pengetahuan yang benar kepada anak yang menyiapkannya untuk beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap seksual di masa depan kehidupannya, dan pemberian pengetahuan ini menyebabkan anak memperoleh kecenderungan logis yang benar terhadap masalah-masalah seksual dan reproduksi”
Orang tua manapun tentu selalu menginginkan anaknya menjadi anak yang baik. Anak adalah generasi yang diciptakan untuk kehidupan masa depan. Sepantasnyalah orangtua memberikan bekal berupa pendidikan yang menyeluruh, termasuk pendidikan seks. Orangtua dituntut memiliki kepekaan, keterampilan, dan pemahaman agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, yang justru tidak membuat anak semakin bingung atau penasaran
Orang tua manapun tentu selalu menginginkan anaknya menjadi anak yang baik. Anak adalah generasi yang diciptakan untuk kehidupan masa depan. Sepantasnyalah orangtua memberikan bekal berupa pendidikan yang menyeluruh, termasuk pendidikan seks. Orangtua dituntut memiliki kepekaan, keterampilan, dan pemahaman agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, yang justru tidak membuat anak semakin bingung atau penasaran
2. Tujuan Pendidikan Seks
Orang tua yang mengajarkan pendidikan seks sedini mungkin akan menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual. Karena dengan sendirinya, anak akan tahu mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya jika dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta kesiapan mental seseorang.
Adanya kasus pelecehan atau kekerasan atau manipulasi seks pada anak juga kian meningkat, sehingga hubungan seks pranikah atau manipulasi seks pada anak pun semakin meningkat. Banyaknya kasus aborsi di kalangan remaja menjadi salah satu masalah yang kian kompleks di masa seperti ini. Tak hanya itu saja, meningkatnya penderita HIV dan penyakit menular seksual lainnya juga terus membuat orang tua harus semakin menyadari dengan pentingnya pendidikan seksual.
3. Manfaat Pendidikan Seksual Pada Anak
Manfaat yang bisa dipetik dari pendidikan seksualitas pada anak antara lain :
- Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya
- Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa adanya
- Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat
- Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya
- Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta
4. Metode Pendidikan Seks Sesuai Dengan Usia Anak
Menurut Boyke Nugroho (2010), secara garis besar membagi pendidikan seks bagi anak berdasarkan usia ke dalam empat tahap yakni usia 1 - 4 tahun, usia 5-7 tahun, 8-10 tahun dan usia 10-12 tahun.
- Pada usia 1- 4 tahun.
- Pada usia 5-7 tahun
- Pada usia 8 - 10 tahun.
- Pada usia 11-13 tahun
Orang tua harus berusaha melakukan pengawasan lebih ketat, dengan cara menjaga komunikasi dengan anak tetap berjalan lancar. Kalau anak merasa yakin dan percaya anak bisa menceritakan apa saja kepada orang tuanya, orang tua akan bisa mengawasi si anak dengan lebih baik”.
5. Pokok-pokok pendidikan seks
Diantara pokok-pokok pendidikan seks yang bersifat praktis, yang perlu diterapkan dan diajarkan kepada anak adalah:
- Menanamkan rasa malu pada anak.
- Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.
- Memisahkan tempat tidur.
- Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu).
- Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.
- Mengenalkan mahram-nya.
- Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata.
- Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat.
- Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat.
- Mendidik etika berhias.
- Ihtilam dan haid.
6. Hal-Hal Yang Diajarkan Dalam Pendidikan Seksualitas
Pendidikan seksualitas juga berguna dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubernya, agar saatnya nanti anak tidak lagi kaget, bingung, malu, dan cemas dalam menghadapi berbagai perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan jiwa mereka.
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang laki-laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya. Selain itu, diharapkan anak akan lebih mudah untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang tidak baik.
7. Cara membicarakan seks dengan anak-anak
Aspek yang penting dari pendidikan seks adalah menyampaikan nilai-nilai, standar, dan sikap keluarga. Merasa risih membicarakan hal ini pada anak wajar saja asal tidak membuat orang tua tidak bertindak sama sekali.
Ada beberapa cara sederhana yang mungkin dapat anda gunakan untuk membicarakan seks dengan anak tanpa terganggu perasaan risih :
- Mulailah sejak dini dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
- Jujurlah mengenai perasaan kita sebagai orang tua, jangan malu mengakui bahwa kita merasa risih membicarakan seks.
- Jawablah pertanyaan yang ditanyakan.
- Bila kurang jelas mintalah anak mengulang pertanyaan dan tanyakan maksud pertanyaannya.
- Gunakan istilah yang tepat.
- Ajari mereka nama-nama dari anatomi reproduksi.
- Jangan tertawa.
8. Yang perlu diperhatikan dalam pendidikan seksualitas pada anak
- Tanamkan rasa percaya pada anak
- Tinggalkan saru dan tabu
- Bersikap wajar dan mengunakan bahasa yang mudah dimengerti
- Jawab secukupnya sesuai dengan apa yang diharapkan anak
- Jawab ketika anak bertanya
- Perhatikan untuk usia berapa pendidikan seksualitas diberikan
- Sisipkan norma agama
- Bersikap konsisten dan jadilah model yang baik
- Gunakan lingkungan sebagai contoh
- Apabila orang tua tidak mampu memberikan pendidikan seksualitas pada anak.